Indie selalu bersikap cuek dan jaim bila melihat Bamby yang sikapnya
sedikit pemalu, cuek, tapi manis. Dia bisa dibilang cowok kategori
idaman di sekolah. Dalam sikapnya yang jaim, hati Indie selalu
berbunga-bunga bila melihat si Bamby. Ya, itulah Indie, si miss jaim
yang sok bete plus nyebelin.
“Guys...tau gak? Kalo si Bamby yang
mantannya lo itu In, udah putus sama adik kelas kita itu, siapa lagi
kalo bukan Chelsae yang sedikit keturun bule itu”. Dengan terengah-engah
dan melirik Indie, Indie pun menjelaskan dengan jaim. ”Emangnya gue
pikirin, dia putus atau nggak, nggak penting banget deh!! Ya nggak
sobat, EGP, Emang gue pikirin gitu loch? ha ha ha...”, tawanya bersama
Maya dan Dewi.
“Jangan sok munafik deh In, padahal lo senangkan Bamby putus ama Chelsea?” cetus Aysi kesal.
“Ay,
nggak mungkin gue senang atau suka sama Bemby, dia itu kan kurus,
tinggi, culun lagi, trus jelek, idiiih... amit-amit deh gue suka lagi
sama dia, gue benci sama dia“, kata Indie dengan pedenya dan sedikit
emosi.
“Duuuh...lo itu gimana sih In, belum
tentukan Bemby putus sama Chelsea trus dia mau balikan sama lo lagi,
paling dia tambah bete lihat lo, jangan sok jaim deh lo!” cetusnya
sambil tersenyum.
Bel berbunyi dan tidak ada lagi di luar kelas dan
melanjutkan pelajaran, dan tidak terasa bel istirahat pun berbunyi.
Indie duduk sendiri dan tiba-tiba Indie mendengar suara teriakan dari
kejauhan sana memanggilnya.
“In, Indie!!” Indie pun spontan
terkejut ternyata memanggil dirinya. Indie segera melihat ke samping
kiri, ”gila In, gila!!“ ucap Maya sambil terengah-engah.
”Kenapa May?” tanya Indie heran. ”Sini ...lihat tu si Bamby main basket, keren benget ya?“ kata Maya antusias.
Mata
Indie langsung tertuju ke lapangan basket dan terpaku pada sosok Bamby
yang sedang menribble bola dan melakukan shoot tiga kali dengan pasti,
Indiepun tersadar dari tatapan matanya, langsung menggantikan sosok
dirinya yang jaim.
“Ooh”, ucap Indie datar dan bersikap secuek muingkin.
”In, lo beneran nggak suka sama Bamby. Dia itukan keren trus pintar lagi!” puji Maya geram.
“Emang gue harus suka sama Bemby?” katanya sinis.
Di
antara percakapan itu, Mery datang dan memotong pembicaraan mereka.
”Heeyberdua aja nich, ikutan dong! Oya, aku suntuk nich?”. ”Lalu”? tanya
Indie singkat. ”Ya seperi biasa, main tebak-tebakan, harus mau ya...
ya... ya...?” paksa Mery kepada Maya dan Indie.
”Kenapa anjing kalau
di panggil selalu menggoyangkan ekornya?” tanya Mery kepada Maya dan
Indie. Indie pun langsung menjawab, ”ya iyalah, nggak mungkinkan
kepalanya yang goyang-goyang, ntar disangka anjing gaul, ajep-ajep
lagi”.
“Salah!!!” ucap Maya singkat.
”Loh kok gitu, kan benar
May?” balas Indie protes. ”Indie, ini kan teka teki gue, jadi terserah
gue dong mana yang benar atau salah, gimana sih?” jawabnya sedikit
dingin.
”Nah sekarang giliran lo May?” ucap Indie.
”Kalau gue
sih, ya nggak mungkin anjing dipanggil, perutnya yang goyang, berarti
anjing kelaparan (Busung Lapar” jawabnya cetus.
Indie, Maya dan Mery
tertawa dan Mery pun menjawabnya.”Lo..lo pada begok yah? Karena kalo
anjingnya goyang pinggul ntar di kira Inul, ha..ha..!!” tawanya bersama
Maya dan Indie.
”Uuuh...payah lo Mer? udahan yuk, mendingan kita
masuk kelas, lagian permainan basketnya pun selesai”, ajak Maya. Mereka
pun langsung masuk dan meninggalkan tempat itu.
Permainanpun
tampak selesai, Bemby lewat di depan kelas Indie, namun semua berjalan
dengan lancar. Bel pulangpun berbunyi. Indie dan temannya berjalan
menuju puntu gerbang dan tiba-tiba Bamby datang menghalang langkah
mereka dan berhenti tepat di depan mereka. Mereka terdiam dan Bamby pun
berkata, ”kenapa lo tadi lihat-lihat gue, sewaktu gue main basket?
Naksir ya sama gue?” tanya Bemby denang penuh canda, dan langsung
membelokkan motornya dan meninggalkan mereka.
Maya, Indie dan
Mery sontak saling berhadapan dan langsung meledek Indie. ”Ooo...kamu
katehuan liatin Bamby lagi main basket, ha.. ha..”, Maya bernyanyi
dengan suara sedikit palles dan semuanya tertawa. Indie langsung
memotong sendirannya itu. ”Duuh..lo nggak usah nyanyi deh May, palles
suara lo tu didengar, jadi mending lo diam aja, tau!!”.
“Ketemu di jalan sambil minum jamu, kacian deh kamu,” ledek si Aysi kepada Indie.
”Aduh..kalian
ini selalu dan selalu saja meledek Indie, mendingan lo.. lo.. semua
main tebak-tebakkan sama gue,pasti ggak bakalan bete”. Saran Mery yang
semangat, merekapun tanpa pikir panjang langsung main tebak-tebakkan
sambil jalan menuju ke rumah mereka masing-masing. Mery pun memberi
pertanyaan di sepanjang jalan. ”Ni ya, kenapa tukang bakso kalo dangang
suka mukul piringnya?” Aysi tidak mau kalah, langsung menjawab.
“Ya iyalah, nggak mungkin kan dia mukulin bedug, ntar di sangka lebaran lagi”, jawab Indie.
”Nah itu baru benar, tumben lo bisa jawab teka teki gue? Biasanya ngelantur”, pujinya sedikit heran.
”Ya
suka-suka gue dong yang jawabkan gue bukan lo, gimana sih, secara?”
ucapnya cetus. Mery, Maya dan Aysi langsung tersenyum. Mayapun ngeledek
Indie, ”ya iyalah Indie nyambung soalnya udah kalah sama Bemby, sok
jaim, duh kacian sohib kita ni ha..ha..!” tawanya Mery dan Aysi.
Keesokkan
harinya di sekolah Aysi lewat di depan kelas Bamby dan Bamby pun
memanggil Aysi. ”Aysi, gue mau ngomong ama kamu, si Indie itu sudah
punya coeok baru ya?”, tanya Bamby sedikit ragu.
”Ee..kayaknya nggak tau tuh.. emang kenapa Bam? Lo suka ya sama dia lagi?”, tanyanya ingin tau.
“Eem,
sebenarnya iya, gue suka sama dia, tapi gue ragu, ntar dia nolak gue,
karena dulu gue pernah nyakitin hatinya. Lo mau ggak nolongin gue untuk
bisa balikan lagi dengan Indie”, ungkap Bamby serius.
”Nggak
pasti ya bisa bantu lo, masalahnya Indie itu sok jaim , tapi lo cowok
yang jentelmen, gimana sih?”, singgung Aysi dan langsung meninggalkan
Bamby, sementara Bamby hanya terdiam dan malu. Aysipun ke kelas dan
menyamperin Indie yang lagi melamun dan mengejutkannya. ”Eh..elo Ay,
ngejutin aja!!”, ucapnya sinis.
”Maap deh maap, abisnya sih, pag-pagi buta gini lo melamun, ntar kesambet lo!”, ucapnya ledekin Indie dan sambil tersemyum.
”Ee..iya gue lupa, In, sebenarnya Bamby suka sama lo lagi, apa lo bakalan terima dia?” tanya Aysi serius.
“Eee..
iya nggaklah. Gue ggak bakalan terima dia, tau sendirilah dia itu kan?
Ay, maksud lo apaan sih? Lo itu bukan kasih saran ke gue, tapi lo?”,
sambil menangis dan menahan emosinya dan meninggalkan Aysi. Aysi tidak
sempat mengejar Indie dan berbicara sebentar. ”In, lo jangan salah paham
dulu, maksud gue itu, gue nggak mau lo disakitin sama Bamby, ntar
mentang-mentang dia abang kelas kita, dia seenaknya nyakitin lo,
mempermainkan lo sesuka hatinya aja”, jelas Aysi kepada Indie.
Love Miss Jaim
Indie pun hanya terdiam dan menahan tangisannya dan melepaskan tangannnya dari Aysi. Mery dan Maya pun mendatangi Aysi.
”Lo apain Indie Ay, kok tampang Indie sedih dan muram begitu setelah ngomong sama lo tadi,” tanya Maya dan Meri.
”Ya
habisnya gue kesal banget sama dia, gue udah tau kok kalau Indie tadi
itu tersinggung dan dia juga pernah bilang ke gue kalau dia benci, nggak
suka sama Bamby yang katanya jelek, culun, kurus tinggi”, aku Aysi.
Sambil
mengahapus air mata Indie dan teman-temannya berjalan ke kelas. Tanpa
disadari teman-teman Indie dan teman-teman Bamby asik bercakap-cakap di
depan kelas Indie. Sebelum Indie tambah malu, Indie pun mengambil jalan
mundur tujuh langkah, sewaktu Indie melangkah tiba-tiba seseorang
memegang bahunya dan Indie pun terkejut dan langsung berbalik arah.
Ternyata yang memegang bahunya adalah Bamby. Indie bingung dan pura-pura
mengaruk kepalanya dan berkata dalam hati ”duh kenapa tambah gawat aja
ini? mimpi apa ya gue tadi malam?”.
Tanpa pikir panjang Indie
berlari dan cengar cengir, spontan Bamby memanggil Indie, ”Indie tunggu
dulu”. Indie pun balik ke tempat tadi, ”ada apa?” dengan muka jaim dan
sedikit grogi.
”Ee..gue udah tau kok semua sikap lo ke gue,” ucapnya salah tingkah.
”Ee..
beb... emmm kita basic to basic aja? sorry banget gue udah?” ungkap
Indie sedikit kacau (berkata) terbata-bata dan Bamby pun memotong
pembicaraan Indie dan menggodanya. ”Mau jadi Miss jaim lagi nih
ceritanya?
“What?” jawab Indie memalingkan mukanya.
”Gue
tunggu ya di gerbang, Bye miss jaim”, kata Bamby dengan ceria sambil
melambaikan tangannya dan mengedipkan matanya. Dalam hati Bamby
mengatakan” peaces.. peaces...” sambil mengacungkan jari lima
tangannnya. Indie pun berdiri terpaku menatap punggung Bemby yang
semakin jauh. ”Ini bukan mimpi kan? Bamby dia....? sambil tersenyum dan
melanjutkan langhkahnya menuju kelas dan tidak berhenti tersenyum,
merasa keajaiban ini. ”Terima kasih tuhan”, ungkap Indie dalam hati.
Minggu, 09 Oktober 2011
Biarkan Cinta Tumbuh di Hati
03.31
reza fajrullah MA CILENGA
No comments
0 komentar:
Posting Komentar