lebih baik beresensi dari pada bereksistensi

LEBIH BAIK BERESENSI DARI PADA BEREKSISTENSI Oleh: Reza Fajrullah

Seorang yang berakal sudah sepantasnya menggunakan akalnya untuk berfikir, rasanya tidak di sebut manusia kalau manusia itu sendiri tidak berfikir soalnya ada sebuah definisi mengatakan bahwa yang di sebut manusia itu adalah “al-hayawanunathiq” mungkin elo bertanya-tanya apa itu al-hayawanunathiq,ok gue jelasin arti dari alhayawanunathiq adalah hewan yang berfikir maka dari itu sudah merupakan harga mati bahwa manusia itu harus berfikir dan berfikir. bahkan seorang yang gila sekalipun pasti berfikir tapi bedanya berfikirnya orang gila itu  berada di dunia lain dan berfikirnya seorang yang berakal berada di dunia nyata. jadi lo jangan pernah sekali-kali menghina orang gila karena belum tentu lo semulia orang gil itu, ok?    Sekarang kita bicara masalah kebahagian tentunya seluruh umat manusia ingin merasakan yang namanya bahagia..ok gue jelasin definisi bahagia menurut definisi gue sendiri yaitu ketika elo mampu melepaskan rasa “keakuan” mengapa? karena klo lo menyimpan rasa KEAKUAN di dalam diri elo pastinya  akan timbul rasa angkuh dan sombong dan perlu di ingat bahwa orang sombong itu hidupnya pasti tidak akan bahagi.karena sudah barang tentu orang-orang akan menjauhi elo dan menghinakan elo,,, lagian yang sepantasnya menyombongkan diri hanyalah ALLAH TUHAN YANG MENNYIPTAKAN ELO.      Dalam hati mungkin elo bertanya-tanya mengapa tulisan ini di awali dengan mengajak untuk “berfikir” dan mencoba untuk “bahagia”, karena gini coy sekarang ini sudah banyak orang-orang yang bodoh dan tidak berfikir khusunya dalam hal esensi dan eksistensi, sekarang ini banyak orang-orang yang hanya mengendepankan eksistrensi diri dari pada esensi diri, elo pasti belum tahu apa itu esensi. betul gak? ok gue kasih tahu esensi diri adalah” kualitas diri” dan eksistensi diri adalah “ pamor diri” dalam kehidupan sekarang ini banyak orang yang hanya mengedepankan pamor diri dari pada kualitas diri,orang-orang lebih suka memamerkan atribut-atribut partainya untuk di puji orang atau

hanya sekedar membanggakan diri. Banyak orang yang hanya ingin di akui tapi sedikit orang yang ingin dihargai.   percuma elo pakai atribut (ciri)  keislamaan elo seperti pakai peci,pake sarung,pake baju koko, kalau hati elo tetap busuk, percuma elo pakai pakean rapi kalau hati lo gak rapih (teu jejeg) elo harus malu sama orang-orang yang tidak sama sekali pakai atribut(ciri)  tapi hatinya berkualitas.Tak gue pungkiri terkadang gue juga malu pada diri gue sendiri karena gue belum bisa mencapai kualitas diri itu.     Bukanya gue melarang untuk  pakai atribut(ciri) tapi alangkah lebih baiknya kalau atribut(ciri) yang elo tunjukan itu di barengi dengan tingkah laku yang baik pula.sekarang gini ajah, lo tanya pada diri anda sendiri sejauh mana elo bisa mengamalkan inti ajaran-ajaran yang elo dapat dari sebuah pengajian atau oragnisasi yang anda geluti.?(jawaban ada pada diri lo masing-masing)    Orang yang hanya mengedapankan eksistensi sudah barang tentu akan mengalami kesengsaran karena orang-orang melihatnya bukan pada atribut elo tapi orang-orang lihat pada kualitas diri elo, semakin elo berkualitas maka orang akan lebih menghargai elo.    banyak di antara teman-teman kita yang terjebak dengan atribut-atribut palsu, buktinya sekarang banyak orang-orang yang beratributkan islam tapi ahlaknya kadang tidak mencerminkan seorang mulism, bagaimana ini bisa tejadi? karena mereka hanya mengedepankan pamor seoarang muslim tapi lupa pada kualitas seoarang muslim itu bagaimana, sebetulnya saya malu untuk menggkritik orang melalui tulisanku ini karena aku juga orang yang pantas untuk di kritik maka dari itu mari kita sama-sama membangun kualitas diri kita khususnya dalam hal akhlak dan potensi diri…!! salam perubahan,,,,,,,,,,!     Penulis adalah Siswa MA.YP.CILENGA Kelas XII Ia